Pada umunya penelitian yang besar selalu berhubungan dengan penyandang dana (dalam dunia praktis atau riset yang dikompetisikan) atau berhadapan dengan pembimbing / supervisor (dalam dunia proses pendidikan). Langkah selanjutnya ini adatah mengemas segaia persiapan tersebut dalam suatu cara yang mampu menyediakan dan memberikan informasi yang layak (adequate) bagi penilai/ tim penilai, reviewer, atau penyandang dana / sponsor tentang studi atau riset yang akan dilakukan.
Substansi proposal harus memberikan gambaran pada mereka tentang substansi pertanyaan riset (research question) dan bagaimana periset merencanakan investigasi atau penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemasan lengkap tersebut dinamakan Proposal Riset / Penelitian (Research Proposal). Disini periset harus meyakinkan bahwa validitas dari metodologi yang diusulkan untuk mencari jawab pertanyaan tersebut adalah akurat dan objektif.
Suatu Proposal Riset harus memberikan informasi dan penjelasan setidaknya tentang
· Apa (What) yang periset ajukan untuk dilakukan
· Bagaimana (How) periset merencanakan akan melakukan itu
· Mengapa (Why) periset memilih strategi seperti yang diuraikan dalam
proposal
Karena itu Proposal Riset setidaknya memuat bab-bab sebagai berikut :
· Pernyataan tentang tujuan (objective ) dari studi
· Hipotesa (Hypothesses) , jika ada misal periset akan mengetes sesuatu
· Rancangan studi (Study Design) yang diusulkan untuk digunakan
· Batasan (Setting) yang diberikan untuk studi dimaksud
· Peralatan atau alat ukur (Research lnstruments) yang direncanakan untuk digunakan
· lnformasi tentang ukuran sample (sample size) dan juga rancangan sampling (Sampling Design)
· lnformasi tentang prosedur pemrosesan data {Data processing)
· Struktur bagian atau chapter untuk laporan (Report Structur)
· Persoalan (Problem) atau Keterbatasan (Limitations) yang mungkin timbul
· Usulan tata-kala {Time-Frame).
Suatu proposal riset diharapkan memiliki informasi yang jelas dalam hal tujuan dan rencana pelaksanaan dari riset sedemikian hingga
· Dapat berfungsi sebagai pengarah (guidance) saat harus mengambil keputusan
diberbagai tahapan dalam pelaksanaan / proses riset
· Dapat meyakinkan {convince) pembaca (penyandang dana, supervisor) atas.usulan riset dalam hal cara (methodology) , validasi, kesesuaian (appropriate) serta tingkat kebisaan untuk dilakukannya guna mencan jawab atas pertanyaan riset (research question) serta tujuan riset yang akan dicapaI.
PE PENNDAHULUAN / LATAR BELAKANG (PREAMBLE/INTRODUCTION
Isi pokoknya adalah literature review, dengan dua fungsi utama
a) Memberikan gambaran tentang literature yang ada dibidang yang akan di studi, dengan demikian memperluas dasar pengetahuan dan keterkaitannya dengan berbagai masalah atau mungkin penggunaannya di masyarakat
b) Memberikan informasi tentang metode dan prosedur yang telah dilakukan oleh peneliti lain untuk menangani situasi / permasalahan yang sejenis dengan permasalahan yang akan di studi, serta memberikan informasi tentang apa yang telah atau yang belum dilakukan.
Isi dimulai dengan perspective yang bisa sangat luas / lebar dari subject area utama, dan diikuti secara gradual menyempit dan focus pada inti permasalahan yang menjadi subject investigasi. Untuk itu liputan pendahuluan mencakup setidaknya
- overview dari bidang utama yang akan di studi
- perspective historis (perkembangan, pertumbuhan , trend dsb) berkenaan dengan bidang /area yang di studi
- isu-isu yang mungkin ada dan berhubungan dengan topik studi
- kecenderungan dalam bentuk prevalensi , jika hal tersebut sesuai
- theori umum yang mendasari bidang studi, "1ika ada isu utama, permasalahan dan kemajuan yang sudah dan sedang berlangsung pada subject area yang di studi
- theori penting dan isu praktis yang terkait dengan dengan permasalahan pokokdari bidang yang akan distudi
- berbagai temuan yang terkait dengan isu pokok
Cara Membuat Latar Belakang Masalah
Latar Belakang adalah poin terpenting dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah; skripsi atau Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Latar Belakang merupakan gambaran dari seluruh isi laporan. Pembaca akan membaca seluruh laporan jika penyajian Latar Belakang menarik pembaca atau bahkan langsung menilai kualitas laporan hanya berdasarkan pennyajian Latar Belakang.
Pengaruh Latar Belakang terhadap kualitas laporan yang sangat besar memberikan rambu-rambu untuk tidak sembarangan dan tidak asal panjang dan lebar. Penulisan Latar Belakang harus memuat beberapa poin penting dengan alur sebagai berikut :
1. Fenomena / Issue terbaru
Mengemukakan berbagai keadaan di masyarakat atau di kalangan tertentu yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti. misalnya berbagai kebijakan pemerintah, issue pendidikan, kenakalan remaja, prestasi siswa dll
2. Kondisi Ideal didukung Teori-teori terbaru
Mengemukakan kondisi yang diharapkan oleh siswa, masyarakat atau pemerintah didukung oleh pemaparan berbagai kajian teori yang merujuk kondisi yang diinginkan atau kondisi yang seharusnya.
3. Kondisi Empiris
Mengemukakan kondisi yang terjadi terhadap obyek yang akan di teliti disertai berbagai bukti yang mendukung terhadap pengungkapan kondisi tersebut.
4.Penemuan Masalah
Berdasarkan pengungkapan kondisi ideal dan kondisi empiris (No. 2 dan No. 3) di atas maka akan muncul ketimpangan antara keduanya yang kemudian akan di analisis dan di teliti.
5. Alasan Penelitian
Pada bagian akhir penulisan Latar Belakang kemukakan pentingnya penulisan dan pentingnya pemilihan permasalahan yang di teliti serta
Batasan Masalah
Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan ruang lingkup masalah penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjaadi lebih fokus dan tajam. Berarti dapat dikatakan pulan membati ruang lingkup masalah sebagai pematasan ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini ada 4 tahap yang dapat dilakuka
Pertama, dengan cara memeriksa atau mempelajari hasil-hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya (examine the literature).
Kedua, membicarakan atau mendikusikan dengan kolega atau orang lain yang berkompeten dengan harapan dapat memperoleh masukan yang bermanfaat (talk over ideas with others)
Ketiga, mencoba membatasi ruang lingkup dengan cara memperlakukan topik yang hendak dikaji untuk konteks yang khusus, waktu yang lebih terbatas.
Keempat, membatasi ruang lingkup studi dengan cara terlebih dahulu menetapkan tujuan atau manfaat studi yang diinginkan.
MERUMUSKAN MASALAH
Tiap peneliti mempunyai tujuan yang harus dicapai. Tujuan bertalian erat dengan masalah yang dipilih serta analisis masalah itu. Ada kemungkinan terdapat tujuan utama dan tujuan sekunder. Kadang-kadang dengan penelitian yang ingin dicapai hanya satu tujuan utama. Mungkin pula sampai dua tiga puluh tujuan. Tidak ada ketentuan berapa banyak tujuan yang harus dicapai dalam suatu tesis. Banyaknya tujuan dapat mengakibatkan banyaknya waktu, tenaga, dan biaya yang harus dikeluarkan. Akan tetapi mungkin juga adanya satu tujuan saja, yang diteliti secara luas dan mendalam, lebih banyak memerlukan waktu dan tenaga daripada mempunyai sejumlah besar tujuan kecil-kecil. Banyaknya tujuan mungkin berarti peneliti yang mendangkal tentang banyak hal. Kesulitan yang akan dihadapi dalam penelitian yang besar jumlah tujuannya ialah cara mengintegrasi atau membulatkan seluruh hasil sehingga tercapai generalisasi atau kesimpulan yang prinsipal dan bukan sekedar sekumpulan kesimpulan yang lepas-lepas.
Masalah harus dirumuskan dengan jelas dan itu dapat tercapai bila kita berusaha untuk merumuskannya secara spesifik. Dalam perumusan masalah hendaknya : jangan terlalu sempit, jangan terlalu luas, jangan pula mengandung emosi, prasangka, atau unsur-unsur yang tak ilmiah.(Nasution, 1996:16)
Masalah penelitian dapat dinyatakan dalam cara diskriptif , deklarasi atau dalam bentuk pertanyaan. Bentuk pertanyaan lebih membantu memfokuskan dan mengarahkan masalah. (Wiersma.1986:31).
Tahap rencana merumuskan masalah adalah sebagai berikut:
1. Mengenali suatu masalah yang spesifik.
2. Menguraikan secara singkat dan detail rencana penelitian.
3. Melihat literatur teoritis yang relevan yang dapat memberi petunjuk tentang masalah yang ditemukan sehingga akan mengarahkan ada tidaknya perubahan rencana penelitian.
4. Membaca substansiil riset sebelumnya. (Borg, 1983:85)
Perlu diingat bahwa dalam tahap rencana penelitian yang bersifat sementara perlu juga berisi :
1. Uraian masalah dan pengenalan
2. Pernyataan yang menyangkut hasil atau hipotesis
3. Daftar tentang test atau ukuran yang digunakan dalam studi
4. Uraian mengenai contoh yang diusulkan
5. Disain riset
6. Uraian ukuran waktu prosedur yang digunakan
7. merencanakan untuk menyelesaikan analisa data yang dikumpulkan (Borg, 1983:85)
dalam penyusunan masalah harus mempunyai karakteristik yaitu :
1. Haruslah ditulis dalam bahasa yang jelas dan dapat merangsang minat pembaca.
2. Masalah harus cukup terbatas di dalam lingkup masalah untuk menjadi tesis atau disertasi
3. Masalah harus secara hati-hati di coba didalam yang lebih luas dari teori sekarang dan penelitian yang relevan. Hindari membuat asumsi atau statemen tanpa pendukung.
4. Arti dari masalah harus ditunjukkan yaitu menyelidiki suatu pernyataan yang penting, menemukan kebutuhan yang dikenali, atau melakukan hal penting/ berguna untuk suatu kontribusi pengetahuan.
5. Masalah harus dengan jelas dan secara logika berhubungan dengan hipotesis. (Borg, 1983:87)
TUJUAN RISET / STUDI (THE OBJECTIVES OF STUDy)
Tujuan utamanya adalah mengindikasikan penekanan /arah dari studi berdasar pada permasalahan , dan ditambah dengan tujuan tambahan berupa identifikasi isu spesifik yang sedang diusulkan untuk diteliti. Jadi berikan disini pemyataan (statement) tujuan utama (main abjecth,e) dan tujuan tambahan (sub<objective) dari studi ini. Penggunaan kata-kata spesifik, untuk meneliti, untuk menentukan, untuk mencari tahu dsb. (to find out, to determine etc.), sangat dianjurkan. Bila tujuan riset adalah untuk mengetes suatu hipothesis maka formulasi hypothesis sesuai dengan ketentuan (convention) harus digunakan untuk mengungkapkan tujuan yang spesifik.
Teori Mengenai Tujuan Penelitian
TUJUAN DILAKUKAN PENELITIAN (Sutrisno Hadi, 2001)
1. Menemukan pengetahuan
2. Mengembangkan pengetahuan
3. Menguji kebenaran suatu pengetahuan
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, meliputi:
a. Penelitian Eksploratif
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?). Pada penelitian ini seringkali menggunakan data-data kualitatif.
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)
c. Penelitian Eksplanatif
Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.
2. Kegunaan penelitian
Berdasarkan kegunaannya, penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, meliputi:
a. Penelitian dasar (basic research)
Suatu penelitian disebut sebagai penelitian dasar (penelitian akademik atau penelitian murni) jika penelitian tersebut berguna untuk me
mahami “fundamental nature” dari suatu fenomena social atau menyediakan dasar pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir pada berbagai wilayah kebijakan, masalah, atau wilayah kajian. Focus penelitian dasar adalah untuk menolak atau menerima teori-teori yang telah memberikan penjelasan mengapa (why) suatu fenomena social terjadi, apa (what) yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mengapa hubungan social mengikuti cara tertentu, dan mengapa masyarakat mengalami perubahan.
b. Penelitian terarapan (applied research)
Kegunaan penelitian terapan adalah pemanfaatan atau penerapan ilmu pengetahuan pada isu-isu praktis tertentu, seperti untuk menjawab persoalan kebijakan atau social problem solving. Pada penelitian terapan penggunaan teori kurang dipentingkan dibandingkan dengan pencarian solusi untuk masalah yang akan ditangani. Pada umumnya, penelitian terapan adalah jenis penelitian deskriptif.
Beberapa jenis penelitian terapan, antara lain: action research, social impact assesment, dan evaluation research.
1) Action Research
Adalah penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial. Banyak jenis dari penelitian tindakan, namun demikian ada beberapa karakteristik yang berlaku umum, meliputi: 1) mereka yang dipelajari berpartisipasi dalam proses penelitian; 2) penelitian berkaitan dengan pengetahuan yang umum atau sudah populer; 3) fokus penelitian adalah pada kekuatan (power) dengan tujuan penguatan (empowerment); 4) arah penelitian adalah untuk menumbuhkan kesadaran atau meningkatkan keperdulian; dan 5) penelitian terkait secara langsung dengan tindakan politik.
2) Social Impact Assessment
Merupakan bagian dari Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang seringkali diperlukan untuk menaksir dampak social yang akan timbul atau menganalisis dampak social yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu.
Wilayah yang dikaji, antara lain mencakup:
- Pelayanan masyarakat (mis. school enrolments, speed of policy responses)
- Kondisi sosial (mis. Rata-rata kejahatan)
- Dampak ekonomi (mis. business failure rate)
- Konsekuensi demografi (mis.pergerakan penduduk keluar atau masuk suatu wilayah).
- Lingkungan (mis., perubahan kualitas lingkungan kita)
- Hasil kesehatan (mis. Perubahan jenis penyakit)
- Efek terhadap psikologi (mis. Perubahan perilaku, stres)
3) Evaluation Research
penelitian jenis ini biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah kebijakan/program ini bekerja sebagaimana seharusnya?”. Smith and Glass (1987: 31) mendefinisikan penelitian evaluasi sebagai “the process of establishing value judgments based on evidence”.
1. Menemukan pengetahuan
2. Mengembangkan pengetahuan
3. Menguji kebenaran suatu pengetahuan
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, meliputi:
a. Penelitian Eksploratif
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?). Pada penelitian ini seringkali menggunakan data-data kualitatif.
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)
c. Penelitian Eksplanatif
Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.
2. Kegunaan penelitian
Berdasarkan kegunaannya, penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, meliputi:
a. Penelitian dasar (basic research)
Suatu penelitian disebut sebagai penelitian dasar (penelitian akademik atau penelitian murni) jika penelitian tersebut berguna untuk me
mahami “fundamental nature” dari suatu fenomena social atau menyediakan dasar pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir pada berbagai wilayah kebijakan, masalah, atau wilayah kajian. Focus penelitian dasar adalah untuk menolak atau menerima teori-teori yang telah memberikan penjelasan mengapa (why) suatu fenomena social terjadi, apa (what) yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mengapa hubungan social mengikuti cara tertentu, dan mengapa masyarakat mengalami perubahan.
b. Penelitian terarapan (applied research)
Kegunaan penelitian terapan adalah pemanfaatan atau penerapan ilmu pengetahuan pada isu-isu praktis tertentu, seperti untuk menjawab persoalan kebijakan atau social problem solving. Pada penelitian terapan penggunaan teori kurang dipentingkan dibandingkan dengan pencarian solusi untuk masalah yang akan ditangani. Pada umumnya, penelitian terapan adalah jenis penelitian deskriptif.
Beberapa jenis penelitian terapan, antara lain: action research, social impact assesment, dan evaluation research.
1) Action Research
Adalah penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial. Banyak jenis dari penelitian tindakan, namun demikian ada beberapa karakteristik yang berlaku umum, meliputi: 1) mereka yang dipelajari berpartisipasi dalam proses penelitian; 2) penelitian berkaitan dengan pengetahuan yang umum atau sudah populer; 3) fokus penelitian adalah pada kekuatan (power) dengan tujuan penguatan (empowerment); 4) arah penelitian adalah untuk menumbuhkan kesadaran atau meningkatkan keperdulian; dan 5) penelitian terkait secara langsung dengan tindakan politik.
2) Social Impact Assessment
Merupakan bagian dari Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang seringkali diperlukan untuk menaksir dampak social yang akan timbul atau menganalisis dampak social yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu.
Wilayah yang dikaji, antara lain mencakup:
- Pelayanan masyarakat (mis. school enrolments, speed of policy responses)
- Kondisi sosial (mis. Rata-rata kejahatan)
- Dampak ekonomi (mis. business failure rate)
- Konsekuensi demografi (mis.pergerakan penduduk keluar atau masuk suatu wilayah).
- Lingkungan (mis., perubahan kualitas lingkungan kita)
- Hasil kesehatan (mis. Perubahan jenis penyakit)
- Efek terhadap psikologi (mis. Perubahan perilaku, stres)
3) Evaluation Research
penelitian jenis ini biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah kebijakan/program ini bekerja sebagaimana seharusnya?”. Smith and Glass (1987: 31) mendefinisikan penelitian evaluasi sebagai “the process of establishing value judgments based on evidence”.
Evaluation research mengukur efektivitas dari suatu kebijakan, program atau cara melakukan sesuatu. Penelitian ini dapat berbentuk deskriptif, eksploratif, maupun eksplanatif. Namun demikian, pada umumnya adalah deskriptif. Jenis penelitian ini meliputi formative dan summative. Formative evaluation dilaksanakan berbarengan dengan monitoring (built-in monitoring). Sedangkan Summative evaluation dilaksanakan setelah kegaitan selesai dan ditujukan untuk mengetahui hasil dari penerapan kebijakan tersebut.
Manfaat Penelitian
Fungsi, Manfaat, Kegunaan penelitian - Untuk melihat bagaimana dan seberapa jauh peranan suatu penelitian, ada baiknya dilihat kembali jenis penelitian daripada penelitian tersebut. Penelitian sangat memegang peranan penting jika dilakukan secara baik dan benar, sebab penelitian dapat berfungsi sebagai jembatan yang :
- Membantu manusia untuk meningkatkan kemampuannya dalam menginterpretasikan fenomena-fenomena yang terjadi didalam masyarakat dan sekitarnya, yang bersifat kompleks dan saling berkait,
- Mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diharapkan,
- Sebagai pemberi rekomendasi,
- Sebagai alat perencanaan untuk melakukan kegiatan selanjutnya,
- Dapat mengatasi atau menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi,
- Sebagai alat dalam pengambilan keputusan,
- Sebagai media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui penelitian yang dijalankan dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan pengetahuan yang telah ada,
- Sebagai alat dalam pengambilan kesimpulan untuk pemecahan masalah,
- Membantu persoalan kehidupan sehari-hari setidaknya lewat penelitian dapat diperolehnya jawaban yang sedang dihadapi, baik untuk pengembangan sektor usaha maupun meningkatkan pendapatan,
- Begitupun halnya dalam menunjang kelancaran proses pembangunan ataupun kesulitan mengatasi masalah usaha, melalui penelitian yang telah dijalankan dapat diberikannya jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga dapat keluar dari krisis yang terjadi.
Kegunaan penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di kontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan.
Jika penelitian tidak diadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui penelitian. Tidak ada negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian.
Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Ada dua cara untuk menilai benefit (keuntungan) dari penelitian. Pertama, menggunakan teknik internal rate of return to investment. Dan kedua dengan menghitung nilai marginal dari output per dolar modal yang ditanamkan dalam penelitian.
Cara Membuat Hipotesis & Ciri Hipotesis yang Baik
Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan kita teliti. Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai harga suatu produk maka agar dapat menurunkan hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga.
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.
Jika hipotesis sudah diuji dan membuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.
Fungsi hipotesis menurut Menurut Prof. Dr. S. Nasution ialah sbb:
1) untuk menguji kebenaran suatu teori,
2) memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan
3) memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
Dalam merumuskan hipotesis peneliti perlu pertimbangan-pertimbangan diantaranya:
§ Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji. Kedua variable tersebut adalah variable bebas dan variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable tergantung dua variabel bebas.
§ Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
§ Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap.
Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Pengertian Tujuan Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian. Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritistentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.
Oleh karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.
2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
4. Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
Karena tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi, menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan.
Pengertian Metodologi Penelitian
Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya[Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 24]. Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif[Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 5].
Dari pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakanmetode ilmiah. Secara lebih luas lagi Sugiyono[ Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 6] menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Banyak metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan. Namun McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode penelitian dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut[__________, Penelitian Kualitatif, (Online: http://belajarpsikologi.com)].
8. Cara Membatasi Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari seki
an banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil karya).
Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh : Jadi, jika masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas merupakan dua hal yang berbeda [Ada masalah apa pula dengan pengelolaan fasilitas? "Pengelolaan fasilitas" bukan masalah, itu topik atau tema! Lain jika "salah kelola fasilitas" atau "ketidakefektivan pengelolaan fasilitas"].
Pengertian Data, Cara Mengumpulkan data, Metode Analisis Data
Pengetrian
Ada dua jenis data untuk memperoleh inforrnasi tentang situasi, orang, problem atau
fenomena yaitu
a. data primer
b. data sekunder
Data primer adalah semua informasi yang diambil atau diukur dari sumber secara langsung atau sumber primer (first hand atau prirnary source). sedang data sekunder adalah informasi yang diambil dari sumber kedua {secondary sowce\. Contoh data primer misal dengan jalan mengevaluasi program beras miskin. tingkat keberhasilan pendistribusian konpensasi kenaikkan bahan bakar , pembacaan langsung kecepatan aliran fluida di dalam saluran dsb. Adapun informasi tentang data sensus, angka kemiskinan, surnber artikel, joumal dsb. yang telah tersedia dan diambil dari sumber yang berwenang misal pemerintah, dan hasil pengukuran kecepatan fluida oleh periset lain adalah termasuk data sekunder.
Tentu tidak ada satupun dari jenis data itu kualitas nya 100% akurat dan atau reliable. Kualitas
data sangat bergantung juga pada kemampuan periset untuk memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas data tersebut.
CARA MENGUMPULKAN DATA PRIMER
Beberapa cara dapat digunakan untuk mengoleksi data primer, yang dapat dipilih berdasar
pada tujuan studi, sumber yang tersedia dan ketrampilan periset. Untuk bidang sosial pemilihan
cara harus mempertimbangkan karakteristik misalnya socio-economic demographic dari populasi
studi. Harus dipelajari dulu sejauh mungkin misal tingkat pendidikan, struktur umur, status sosial
ekonomi, latar belakang etnis dsb. Bila tidak, maka sering informasi yang diperoleh akan menjadi
sulit. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah periset harus yakin bahwa respondent
mengerti secara jelas tujuan dan relevansi dari studi. Untuk bidang ilmu fisik, sifat zat atau
spesimen , karakteristik alat, batas kemampuan dsb adalah sangat penting untuk diperhatikan.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengumpulkan data dengan jalan mengambil atau
mengukur berbagai informasi pada responden atau spesimen dsb
· Observasi
· Interview
· Questionair
· Mengukur
Observasi
Observasi adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data primer. Observasi adalah
cara terpilih, berdaya guna dan sistematik untuk mengamati {watching) dan mendengarkan
(listening) suatu interaksi atau fenomena yang sedang berlangsung.
Cara ini cocok untuk situasi dimana informasi penuh/menyeluruh atau/dan akurat tidak dapat
digantikan dari pertanyaan karena respondent mungkin tidak mau bekerja sama (no-co-operatif) karena alasan-alasan tertentu atau tidak peduli dengan jawaban-jawabannya (tidak concem). Dalam ilmu fisik, banyak penomena yang tidak mungkin diukur secara akurat dan menyeluruh misalnya olakan yang terjadi saat aliran mencapai kondisi turbulen. Penomena ini dapat diamati dan tentu dapat direkam untuk memperkuat atau memverifikasi bagian dari penomena tersebut yang dapat diukur, misalnya fluktuasi pengukuran kecepatan aliran
Eksperimen semacam ini tentu dapat dilakukan di Laboratorium, dan observasi merupakan cara yang biasa digunakan untuk mengamati berbagai penomena yang terjadi atau berlangsung pada obyek penelitian atau spesimen misalnya apabila obyek / spesimen tersebut dikenai perlakuan atau treatment. Pada ilmu sosial jika periset lebih tertarik pada behaviour (tingkah laku) dibanding
dengan pendapat/persepsi individual, atau jika subject diperkirakan terlalu terlibat di dalam
interaksi dengan proses riset sehingga sulit memberikan informasi yang objective tentang hal
tersebut, maka observasi adalah cara pendekatan terbaik yang dapat digunakan untuk mendapat informasi yang dibutuhkan.
Interview
Selain observasi, interview sering digunakan sebagai cara untuk mengumpulkan informasi dibidang sosial. Interview adalah interaksi secara person- to - person antara dua atau lebih individual dengan maksud tujuan tertentu (specific purpose) dalam fikirannya.
Sifat interview dapat sangat fleksibel, yaitu jika penginterview mempunyai kebebasan untuk
memformulasikan pertanyaan-pertanyaannya kala berhadapan dengan issu yang sedang
diinvestigasi. Tapi kadang bisa bersifat tidak fleksibel yaitu bila penginterview berpegang teguh pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
lnterview dapat diklasifikasikan rnenjadi 2 :
a. unstructured
b. structured
Unstructured interview di sebut juga in-depth interview.
Di sini interviewer membuat kerangka kerja (frame work) sebagai interview guide, berdasar mana interviwer melakukan interview dengan memformulasikan pertanyaan-pertanyaan spontan saat interview tersebut. Kadang interview tak terstruktur dapat juga dilakukan sesuai dengan situasi yang diternui. Pendekatan ini sangat berguna untuk mengumpulkan data yang mendalamidetail atau situasi dimana periset kurang mengetahui situasi lapangan yang ada. Periset mempunyai fleksibilitas yang bisa jadi sangat berguna. Sering juga, seiring dengan pengalaman periset, bentuk pertanyaan saat pertama mungkin akan berubah dibanding saat periode berikutnya, sehingga kadang memberikan jawaban yang berbeda untuk kasus yang sama. Namun kebebasan sebaliknya juga bisa memberikan bias pada periset.
Structured
Pada kategori ini periset membuat set pertanyaan-pertanyaan awal menggunakan acuan yang
telah dispesifikasikan di dalam schedule interview. Interview skedul ditulis dalam daftar
pertanyaan, open atau closed-ended, yang disiapkan oleh penginterview, dengan interaksi person to- person (bisa.face to face, dengan telepon, ataupun dengan media elektronik lainnya). Di sini perlu ditegaskan bahwa . schedule interview adalah research tool/instrument sedang interviewnya sendiri adalah metode dari pengumpulan data.
Keunggulan cara ini adalah memberrkan informasi yang uniform, yang memastikan data yang
comparable. Sebagai contoh dibanding dengan yang tidak terstrukrur, interview tidak terstruktur bisa menjadi sulit untuk dikomparasikan karena pertanyaan yang tidak terstruktur bisa berubah pertanyaannya rtu sendiri saat menghadapai kelompok respondent yang berbeda.
Questionare
Questionaire adalah daftar pertannyaan tertulis, yang jawabannya direcord oleh / ditulisoleh respondent itu sendiri. Pada cara ini respondent membaca pertanyaan-pertanyaan,
menginterpretasikan sendiri dan menuliskan jawabannya. Pada cara interview sebaliknya,
penginterview yang bertindak menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan ( dan jika perlu
menerangkan) ke respondent, dan mencatat jawaban respondent tsb.
Jadi pada cara questionaire haruslah dipastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan harus ditulis dalam bentuk yang jelas (clear) serta mudah dimengerti (understandable). Layout dari questionaire harus mudah dibaca, menarik bagi mata dan urutan pertanyaan harus mudah diikuti Questionaire harus dibuat dalam cara interaktif sedemikian rupa sehingga semua itu membuat respondent seolah sedang berbicara dengan perisetnya. Untuk pertanyaan yang mungkin bersifat sensitif atau mungkin respondent agak keberatan untuk menjawab, maka pertanyaan hendaknya didahului dengan statement/pernyataan yang interactive yang menjelaskan relevansi dari pertanyaan tsb.
Mengumpulkan data dari sumber sekunder
Banyak sumber data sekunder yang dapat digunakan a.l. :
- Publikasi pemerintah atau semi pemerintah
- Riset terdahulu
- Catatan personal
- Mass media ( TV, rnajalah, koran dsb.)
Sumber Diktat Kuliahku sayang : Dasar-dasar metodologi Riset- Dr Samsul Kamal
Metode Analisis Data
UJI VALIDITAS
Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk mengukur berat. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Item Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel.
UJI RELIABILITAS
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensiKriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan dapat dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi klasik yaitu:
1) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Multikolonieritas dideteksi dengan menggunakan nilaitolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/ tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas). Dalam penelitian ini kegunaan analisis regresi ganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh harga, kualitas, fitur dan gaya atau design terhadap positioning produk smartphone Blackberry dan Samsung. Model hubungan nilai pelanggan dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ℮
Dimana:
Y = Positioning produk
a = Konstanta
b1- b4 = Koefisien regresi yang hendak ditaksir
X1 = Harga
X2 = Kualitas
X3 = Fitur
X4 = Gaya atau Design
℮ = error / variabel pengganggu
a = Konstanta
b1- b4 = Koefisien regresi yang hendak ditaksir
X1 = Harga
X2 = Kualitas
X3 = Fitur
X4 = Gaya atau Design
℮ = error / variabel pengganggu
Dalam persamaan regresi ini, variabel dependennya adalah positioning produk smartphone Blackberry dan samsung. Sedangkan variabel independennya adalah harga yang ditawarkan, kualitas, fitur, gaya dan desain.
Analisis korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X) secara serentak terhadap (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Signifikansi Simultan
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu harga (X1), kualitas (X2), fitur (X3), dan gaya atau design (X4) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu (Y).
Kriteria untuk menguji hipotesis adalah :
a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test di atas, yaitu :
1) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya: tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu harga (X1),
Kualitas (X2), fitur (X3), gaya atau design (X4) secara simultan terhadap
variabel terikat yaitu positioning produk (Y).
2) H1 : b1- b4 > 0
Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu harga (X1), kualitas (X2), fitur (X3), dan gaya atau design (X4) secara simultan terhadap variabel
terikat yaitu positioning produk (Y).
b. Menentukan F tabel dan F hitung.
Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%, maka :
1) Jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
- Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen, apakah harga (X1), kualitas (X2), fitur (X3), dan gaya atau design (X4) benar-benar berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu positioning produk (Y). Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai berikut :
- t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
Source
Dasar-dasar metodologi Riset- Dr Samsul Kamal
http://mutiarakatacinta.blogspot.com/2013/03/cara-penyusunan-hipotesis.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/ciri-ciri-hipotesis-yang-baik/
http://ekagurunesama.blogspot.com/2011/04/cara-menulis-latar-belakang-penelitian.html
http://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-dan-tujuan-kajian-pustaka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar